· FORMULA
R/ Ampisilin 500 mg
Avicel PH 101 94 mg
Aerosil 6 mg
· METODE YANG DIGUNAKAN
Granulasi kering, yaitu granul dibentuk dengan penambahan bahan pengikat ke dalam campuran serbuk, kemudian dikempa menjadi tablet besar (slugging) setelah itu dipecahkan menjadi granul yang lebih kecil.
· PROSEDUR PENGOLAHAN
1. Granulasi
2. Evaluasi Sifat Fisik Granul
* Uji Kerapuhan Granul
Kerapuhan granul yaitu gambaran stabilitas fisis granul. Dapat diamati lewat ketahanannya terhadap adanya getaran dengan menempatkannya di atas ayakan bertingkat yang digetarkan.
Persentase kerapuhan granul Ampisilin adalah 79,65 %.
* Uji Daya Serap Granul
Daya serap granul berpengaruh pada waktu hancur tablet. Faktor yang mempengaruhi penetrasi adalah porositas tablet dimana tergantung kompressi dan kemampuan penyerapan air dari material yang dipakai. Bahan penghancur mulai berfungsi diantaranya melalui proses pengembangan, reaksi kimia maupun secara enzimatis setelah air masuk ke dalam tablet (Boyland, 2002). Pada pembuatan tablet ampisilin ini yang digunakan sebagai penghancur adalah Avicel PH 101 yang merupakan selulosa yang dapat menyerap air dan mengembang lalu pecah. Berat air yang diserap oleh granul adalah 0,2287 g, yang merupakan berat rata-rata dari 3 kali replikasi yang dihitung setelah berat ampul yang ditimbang konstan.
* Uji Waktu Alir
Waktu alir adalah waktu yang diperlukan untuk mengalir dari sejumlah granul melalui lubang corong yang diukur adalah sejumlah zat yang mengalir dalam suatu waktu tertentu. Untuk 100 g granul waktu alirnya tidak boleh lebih dari 10 detik. Waktu alir berpengaruh terhadap keseragaman bobot tablet. Kecepatan alir granul Ampisilin adalah 25 g/8,8 detik.
3. Pengempaan tablet
* Uji Kompaktibilitas
Untuk mengetahui kemampuan granul untuk saling melekat menjadi
Skala | Kekerasan Tablet |
0,5 | 4,005 |
1 | - (hancur sebelum diuji kekerasannya) |
1,5 | 14,37 |
2 | 27,75 |
3 | 12,45 |
Pada percobaan ini dipilih yang skala 2 karena pada skala ini tablet yang dihasilkan paling bagus dan tidak begitu rapuh.
4. Evaluasi Sifat Fisik Tablet
* Keseragaman Bobot
Untuk mengetahui apakah seluruh tablet memiliki skala yang telah ditetapkan. Keseragaman bobot dipengaruhi oleh waktu alir. Bobot rata-rata tablet Ampisilin adalah 717,95 mg.
Keseragaman bobot tidak tercapai karena > 2 tablet mempunyai penyimpangan bobot 5% dan > 1 tablet mempunyai penyimpangan bobot 10% dari bobot rata-rata (untuk bobot rata-rata > 300mg).
* Kekerasan Tablet
Untuk mengetahui seberapa besarnya kekerasan tablet yang dihasilkan. Kekerasan tablet erat hubungannya dengan ketebalan tablet, bentuk dan waktu hancur tablet. Kekerasan tablet Ampisilin adalah 27,75 kg (pada skala 2).
* Kerapuhan Tablet
Adalah persen bobot yang hilang setelah tablet diguncang. Kerapuhan tablet Ampisilin adalah 0,806 % sehingga dapat disimpulkan bahwa kerapuhan tablet Ampisilin ini baik karena nilainya tidak >1%.
*Waktu Hancur Tablet
Adalah waktu yang dibutuhkan untuk hancurnya tablet dalam media yang sesuai, sehingga tidak ada bagian tablet yang tertinggal diatas kasa. Faktor-faktor yang mempengaruhi : sifat fisik granul, kekerasan, porositas tablet & daya serap granul. Penambahan tekanan pada waktu penabletan menyebabkan penurunan porositas dan menaikkan kekerasan tablet. Dengan bertambahnya kekerasan tablet akan menghambat penetrasi cairan ke dalam pori-pori tablet sehingga memperpanjang waktu hancur tablet. Kecuali dinyatakan lain waktu hancur tablet bersalut tidak >15menit. Waktu hancur tablet Ampisilin adalah 6,44 menit.
5. Uji Disolusi
Disolusi adalah proses melarutnya zat padat dalam cairan medium tertentu. Parameter yang dapat ditentukan dari proses ini adalah kecepatan disolusi, yang merupakan kecepatan larut zat aktif dari sediaan farmasi/granul/partikel sebagai pecahnya bentuk sediaan tsb setelah berhubungan dgn cairan pelarut.
Digunakn Metode Dissolution Efficiency (DE) utk mengungkapkan hsl uji kecepatan disolusi, yaitu mrpkn metode
perbandingan luas daerah di bawah kurva disolusi pd saat t dgn luas 4 persegi pnjg yg munjukkn 100% zat aktif terlarut pd saat t.
t | A | C (µg/ml) | C x 900 ml (µg) | Faktor Koreksi |
5 | 0,216 | 70,57 | 63513 | ml 0 |
10 | 0,176 | 61,05 | 54945 | 5x70,57 = 352,85 |
20 | 0,318 | 94,86 | 85374 | 352,85+(5x61,05) = 658,1 |
30 | 0,437 | 123,19 | 110871 | 658,1+(5x94,86) = 1132,4 |
45 | 0,606 | 163,43 | 147087 | 1132,4+(5x123,19)=1748,35 |
Q/Jumlah sesungguhnya (µg)
63513 + 0 = 63513
54945 + 352,85 = 55297,85
85374 + 658,1 = 86032,1
110871 + 1132,4 = 112003,4
147087 + 1748,35 = 148835,35
% zat aktif yang terlepas = 148835,35/500000 x 100% = 29,77%
= 158784,75
= (63513 + 55297,85) x ½ x 5
= 297024,89
LIII = (55297,85 + 86032,1) x ½ x 10
= 706627,25
LIV =(86032,1 + 112003,4) x ½ x 10
= 990163,86
LV = (112003,4 + 148835,35) x ½ x 10
= 1304189,05
= 500000 x 45
= 225 x 105
DE = (A/(A+B))x 100%
=(3456789,8/(225x10pangkat5)) x 100%
= 15,36 %
Sebenernya buat nyari DE ni harus dibuat grafik dulu baru bisa dihitung luasnya, tpi berubung v12 g ngerti cara masukin grafik di blog y hrap maklum, he2, tdinya dah nyoba masukin tp g kebaca,he
ada ndk nuk formula na diklofenak
BalasHapus