Jumat, 26 Desember 2008

Tablet Ampisilin

· FORMULA

R/ Ampisilin 500 mg

Avicel PH 101 94 mg

Aerosil 6 mg

· METODE YANG DIGUNAKAN

Granulasi kering, yaitu granul dibentuk dengan penambahan bahan pengikat ke dalam campuran serbuk, kemudian dikempa menjadi tablet besar (slugging) setelah itu dipecahkan menjadi granul yang lebih kecil.

· PROSEDUR PENGOLAHAN

1. Granulasi

2. Evaluasi Sifat Fisik Granul

* Uji Kerapuhan Granul

Kerapuhan granul yaitu gambaran stabilitas fisis granul. Dapat diamati lewat ketahanannya terhadap adanya getaran dengan menempatkannya di atas ayakan bertingkat yang digetarkan.

Persentase kerapuhan granul Ampisilin adalah 79,65 %.

* Uji Daya Serap Granul

Daya serap granul berpengaruh pada waktu hancur tablet. Faktor yang mempengaruhi penetrasi adalah porositas tablet dimana tergantung kompressi dan kemampuan penyerapan air dari material yang dipakai. Bahan penghancur mulai berfungsi diantaranya melalui proses pengembangan, reaksi kimia maupun secara enzimatis setelah air masuk ke dalam tablet (Boyland, 2002). Pada pembuatan tablet ampisilin ini yang digunakan sebagai penghancur adalah Avicel PH 101 yang merupakan selulosa yang dapat menyerap air dan mengembang lalu pecah. Berat air yang diserap oleh granul adalah 0,2287 g, yang merupakan berat rata-rata dari 3 kali replikasi yang dihitung setelah berat ampul yang ditimbang konstan.

* Uji Waktu Alir

Waktu alir adalah waktu yang diperlukan untuk mengalir dari sejumlah granul melalui lubang corong yang diukur adalah sejumlah zat yang mengalir dalam suatu waktu tertentu. Untuk 100 g granul waktu alirnya tidak boleh lebih dari 10 detik. Waktu alir berpengaruh terhadap keseragaman bobot tablet. Kecepatan alir granul Ampisilin adalah 25 g/8,8 detik.

3. Pengempaan tablet

* Uji Kompaktibilitas

Untuk mengetahui kemampuan granul untuk saling melekat menjadi massa yang kompak, digunakan mesin tablet single punchdengan berbagai tekanan. Kompaktibilitas digambarkan oleh kekerasan tablet yang dihasilkan. Hasil uji kompaktibilitas :

Skala

Kekerasan Tablet

0,5

4,005

1

- (hancur sebelum diuji kekerasannya)

1,5

14,37

2

27,75

3

12,45

Pada percobaan ini dipilih yang skala 2 karena pada skala ini tablet yang dihasilkan paling bagus dan tidak begitu rapuh.

4. Evaluasi Sifat Fisik Tablet

* Keseragaman Bobot

Untuk mengetahui apakah seluruh tablet memiliki skala yang telah ditetapkan. Keseragaman bobot dipengaruhi oleh waktu alir. Bobot rata-rata tablet Ampisilin adalah 717,95 mg.

Keseragaman bobot tidak tercapai karena > 2 tablet mempunyai penyimpangan bobot 5% dan > 1 tablet mempunyai penyimpangan bobot 10% dari bobot rata-rata (untuk bobot rata-rata > 300mg).

* Kekerasan Tablet

Untuk mengetahui seberapa besarnya kekerasan tablet yang dihasilkan. Kekerasan tablet erat hubungannya dengan ketebalan tablet, bentuk dan waktu hancur tablet. Kekerasan tablet Ampisilin adalah 27,75 kg (pada skala 2).

* Kerapuhan Tablet

Adalah persen bobot yang hilang setelah tablet diguncang. Kerapuhan tablet Ampisilin adalah 0,806 % sehingga dapat disimpulkan bahwa kerapuhan tablet Ampisilin ini baik karena nilainya tidak >1%.

*Waktu Hancur Tablet

Adalah waktu yang dibutuhkan untuk hancurnya tablet dalam media yang sesuai, sehingga tidak ada bagian tablet yang tertinggal diatas kasa. Faktor-faktor yang mempengaruhi : sifat fisik granul, kekerasan, porositas tablet & daya serap granul. Penambahan tekanan pada waktu penabletan menyebabkan penurunan porositas dan menaikkan kekerasan tablet. Dengan bertambahnya kekerasan tablet akan menghambat penetrasi cairan ke dalam pori-pori tablet sehingga memperpanjang waktu hancur tablet. Kecuali dinyatakan lain waktu hancur tablet bersalut tidak >15menit. Waktu hancur tablet Ampisilin adalah 6,44 menit.

5. Uji Disolusi

Disolusi adalah proses melarutnya zat padat dalam cairan medium tertentu. Parameter yang dapat ditentukan dari proses ini adalah kecepatan disolusi, yang merupakan kecepatan larut zat aktif dari sediaan farmasi/granul/partikel sebagai pecahnya bentuk sediaan tsb setelah berhubungan dgn cairan pelarut.

Digunakn Metode Dissolution Efficiency (DE) utk mengungkapkan hsl uji kecepatan disolusi, yaitu mrpkn metode

perbandingan luas daerah di bawah kurva disolusi pd saat t dgn luas 4 persegi pnjg yg munjukkn 100% zat aktif terlarut pd saat t.

t

A

C (µg/ml)

C x 900 ml (µg)

Faktor Koreksi

5

0,216

70,57

63513

ml 0

10

0,176

61,05

54945

5x70,57 = 352,85

20

0,318

94,86

85374

352,85+(5x61,05) = 658,1

30

0,437

123,19

110871

658,1+(5x94,86) = 1132,4

45

0,606

163,43

147087

1132,4+(5x123,19)=1748,35

Q/Jumlah sesungguhnya (µg)

63513 + 0 = 63513

54945 + 352,85 = 55297,85

85374 + 658,1 = 86032,1

110871 + 1132,4 = 112003,4

147087 + 1748,35 = 148835,35

% zat aktif yang terlepas = 148835,35/500000 x 100% = 29,77%






LI = ½ x a x t

= ½ x 5 x 63513

= 158784,75

LII = ∑sisi sejajar x ½ x t

= (
63513 + 55297,85) x ½ x 5

= 297024,89


LIII = (55297,85 + 86032,1) x ½ x 10

= 706627,25

LIV =(86032,1 + 112003,4) x ½ x 10

= 990163,86

LV = (112003,4 + 148835,35) x ½ x 10

= 1304189,05


Luas A + B = p x l

= 500000 x 45

= 225 x 105

DE = (A/(A+B))x 100%

=(3456789,8/(225x10pangkat5)) x 100%

= 15,36 %


Sebenernya buat nyari DE ni harus dibuat grafik dulu baru bisa dihitung luasnya, tpi berubung v12 g ngerti cara masukin grafik di blog y hrap maklum, he2, tdinya dah nyoba masukin tp g kebaca,he